SIMALUNGUN - PTPN IV Medan saat ini melaksanakan program peremajaan tanaman kelapa sawit di beberapa unit perkebunannya dan salah satu prosesnya seperti yang terlaksana di Areal Unit Kebun Laras, pengorekan tanah berbentuk parit sedalam 4 meter dengan lebar 2 meter dan panjangnya mencapai puluhan meter.
Informasi dihimpun, kalangan warga sekaligus orang tua siswa SD Negeri 091663 dan SD Negeri 091665, terkait penggalian itu merasa keberatan. Pasalnya, tanah yang digali itu tepat belakang tembok ke dua sekolah itu di Nagori Laras, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Sabtu (24/09/2021) sekira pukul 10.15 WIB.
Salah seorang warga setempat menuturkan, parit yang digali persis di batas areal HGU milik pihak PTPN IV Unit Kebun Laras, tetapi warga menuding pihak perkebunan berplat merah ini telah bertindak asal-asalan dan mengesampingkan aspek keselamatan serta resiko terhadap bangunan sekolah.
"Hanya satu meter jarak parit ke tembok sekolah dan dikhawatirkan, apabila parit dalam itu longsor maka tembok sekolahpun rubuh, " kata pria berkumis yang tak bersedia identitasnya disebutkan.
Diketahui, areal penggalian tanah menjadi parit di Areal Afdeling 2 Unit Kebun Laras persis di lokasi perkantoran Pemerintahan Kecamatan Bandar Huluan dan warga juga menyebutkan kondisi parit galian itu juga mengancam jiwa dan keselamatan siswa-siswi yang menimba ilmu di dua sekolah dasar itu.
"Pihak Kebun Laras ini tak sedikitpun menghargai dunia pendidikan, malah memberikan ancaman buruk bagi anak-anak akibat parit itu. Terkesan sesuka hati dan bergaya feodal petinggi di kebun itu, padahal nasi juga yang dimakannya sehari-hari, " ketus pria itu berlalu.
Sementara, pemerhati sosial masyarakat di wilayah Kecamatan Bandar Huluan WH Butarbutar melalui sambungan selular ketika dihubungi mengutarakan, bahwa pihaknya secara lisan telah menyampaikan kepada beberapa anggota DPRD Kabupaten Simalungun atas keluhan dan kekhawatiran masyarakat terhadap resiko diakibatkan parit itu.
"Beberapa waktu lalu, sudah kita temui dan kita sampaikan perihal kekhawatiran warga terutama para orang tua murid kepada karyawan PTPN IV saat berada di lokasi. Namun, penyampaian kami terkesan dianggap angin lalu, " kata WH Butarbutar yang juga selaku Ketua LSM Peduli Anak Bangsa Wilayah Kabupaten Simalungun.
Lebih lanjut, selaku pemerhati sosial masyarakat terkait tindakan Managemen PTPN IV Unit Kebun Laras melakukan penggalian tanah tepat di belakang bangunan sekolah dasar itu, tentunya merupakan ancaman bagi anak-anak didik, maka pihaknya mendesak DPRD Kabupaten Simalungun turut berperan membantu masyarakat menyelesaikannya.
"Kita sudah berkoordinasi dan berkomunikasi sebelumnya, dan selanjutnya pihak LSM PAB Kabupaten Simalungun melalui surat resmi akan menyampaikan desakan penyelesaian masalah itu kepada DPRD Simalungun, " ujar WH Butarbutar mengakhiri komentarnya.
Terpisah, Manager PTPN IV Unit Kebun Laras Syarifudin melalui selular dimintai tanggapan permasalahan kekhawatiran warga di sekitar lokasi bangunan Sekolah Dasar itu, terkait galian tanah sedalam 4 meter, lebar 2 meter dan panjangnya puluhan meter.
Namun, sangat disesalkan tindakan pejabat di perusahaan BUMN ini, oleh warga dianggap tidak peka terhadap keluhan masyarakat di sekitar wilayah tugasnya, padahal pesan korfimasi disampaikan jurnalis media online indonesiasatu.co.id dalam laporan terkirim, pejabat ini enggan memberikan tanggapan.